Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

g. Keputusan tergantung pada siswa sendiri h. Siswa aktif. Dan yang paling utama adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.Stahl, 1994. Matematika TAI di prakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelasaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif. Dengan membuat para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka guru dapat membebaskan diri dari memberikan pengajaran langsung kepada sekelompok kecil yang homogen yang berasal dari tim-tim yang heterogen. Fokus pengajarannya artinya adalah pada konsep-konsep yang ada di balik algoritma yang dipelajari oleh siswa dalam kegiatan individual, pengaturan seperti ini memberikan kesempatan melakukan pengajaran langsung yang tidak terdapat dalam hampir semua metode-metode pengajaran individual. Sebagai tambahan terhadap penyelasaian masalah manajemen dan motivasi dalam program- program pengajaran individual, TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisai yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. Kajian-kajian sebelumnya mengenai kemampuan kelompok dalam metode-metode pembelajaran kooperatif secara konsisten telah menemukan sejumlah pengaruh positif dari metode-metode ini terhadap keluaran yang diperoleh seperti pada hubungan ras dan sikap terhadap para siswa yang dicatat secara akademik. Cukup beralasan apabila kita mengharapkan munculnya perolehan keluaran yang serupa dalm metode-metode yang mengkombinasikan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. TAI dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual, yaitu : a. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin b. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh waktunya untuk mengajar kelompok- kelompok kecil c. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para siswa dikelas tiga ke atas dapat melakukannya . d. Para siswa akan termotifasi untuk mempelajari mater-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas e. Tersedianya banyak cara pengecekan pengusaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu nmempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru. Pada pos pengecekan penguasaan, dapat tersedia kegiatan-kegiatan pengajaran alternatif dan tes-tes yang paralel f. Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa mengecek kemampuannya ada dibawah siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran, dan prosedur pengecekan akan cukup sederhana dan tidak terganggu si pengecek g. Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru h. Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap- sikap positif terhadap siswa-siswa main stream yang cacat secara akademik dan diantara para siswa dari latar belakang yang ras atau etnik yang berbeda. Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran TAI adalah sebagai berikut. a. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa. b. Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. c. Guru memberikan materi secara singkat. d. Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. e. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. f. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. h. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. i. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. j. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil jika ada berdasarkan hasil koreksi. k. Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Hal demikian juga dimiliki model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut a. Meningkatkan hasil belajar b. Meningkatkan motivasi belajar c. Meningkatkan rasa percaya diri d. Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi e. Program ini bisa membantu siswa yang lemah siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar. f. Model pembelajaran ini membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa matematika itu sulit. g. Pada model pembelajaran TAI, peserta didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka. h. Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai. Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut a. Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction TAI. b. Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantungkan pada siswa yang pandai; c. Tidak ada persaingan antar kelompok

5. Penelitian-Penelitian yang Relevan

Atit Indriyani 2011, penelitiannya berjudul ” Efektifitas Model Pembelajaran Tipe TAI Team Assisted Individualization dan TPS Think Pair share Ditinjau dari sikap Percaya Diri Peserta Didik pada Materi Limit Fungsi Kelas XI IPA SMA Kota Kediri Tahun Pelajaran 20102011 ” tesis Universitas Sebelas Maret Surakarta : 2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe TAI lebih efektif dibanding menggunakan model pembelajaran tipe TPS. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada tes prestasi belajar materi limit fungsi. Dengan sikap percaya diri tinggi dalam model pembelajaran tipe TAI memungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika karena dalam pembelajaran tipe TAI dapat memupuk dan menumbuhkan sikap percaya diri yang lebih sedemikian sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi limit fungsi. Astuti Waluyati 2009, penelitiannya berjudul “Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI pada pokok bahasan aljabar kelas VII di SMP Negeri 4 Gamping Sleman Yogyakarta ”. tesis Universitas Negeri Yogyakarta : 2009. Hasil pelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar kelas kooperatif tipe TAI 66,30 dan hasil belajar pada kelas konvensional 59,39, dengan t = 3,187 dengan p = 0,002. Dengan demikian, metode kooperatif tipe TAI lebih unggul dibandingkan dengan metode konvensional dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan aljabar pada kelas VII SMP. Sony Irianto dan Ahmad 2009, penelitiannya berjudul “Pengembangan Perangkat Penilaian Konsep Dasar Matematika SD Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI”. Hasil penelitian yang pertama, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, hal ini terlihat pada hasil skor rata-rata motivasi pada siklus I 3,46, siklus II 3,67, siklus III 3,42, dan siklus IV 3,78. Hasil penelitian yang kedua, yaitu secara umum pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, hal ini terlihat pada hasil skor rata-rata kuis I 52,9, kuis II 59,04, UTS 66,09, kuis III 53,03, dan kuis IV 69,94. Atik Maharani 2010, penelitiannya berjudul “Peningkatan Kepercayaan diri dan Prestasi Belajar Siswa SMK Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Team Accelerated InstructionTAI” Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada peningkatan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika yang ditunjukkan dengan kenaikan skor rata-rata tes pada kategori tinggi dan ada peningkatan prestasi belajar siswa yaitu hasil belajar jangka pendek yang ditunjukkan dengan kenaikan skor rata-rata tes di atas KKM.

6. Kesimpulan

Kepercayaan diri merupakan salah satu faktor berprestasi dalam belajar terutama matematika, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan percaya diri, siswa tidak takut mengungkapkan pendapatnya serta tidak ragu dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Semakin tinggi rasa percaya diri semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe, salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat membangun kepercayaan diri siswa dan mendorong partisipasi mereka dalam kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction TAI. Daftar Pustaka Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Astuti Waluyati. 2009. Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI pada pokok bahasan aljabar kelas VII di SMP Negeri 4 Gamping Sleman Yogyakarta. Tesis tidak diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta. Atit Indriyani. 2013. Efektivitas model Pembelajaran Tipe Teams Assisted Individual dan Think Pair Share Ditinjau dari Sikap Percaya Diri Peserta didik pada Materi Limit Fungsi Kelas XI IPA SMA Kota Kediri Tahun Pelajaran 20102011, Universitas Sebelas Maret Surakarta.2011. Tesis di ambil dari http:eprints.uns.ac.id81191218550811201103581.pdf pada tanggal 29 Oktober 2013 Atik Maharani. 2010. Peningkatan Kepercayaan diri dan Prestasi Belajar Siswa SMK Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Team Accelerated InstructionTAI , Laporan PTK tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Mengengah. Jakarta: Depdiknas. Herman Hudojo. 1988. Mengajar belajar matematika. Jakarta : Depdikbud. Huri Suhendri. 2012. Pengaruh Kecerdasan Matematis-Logis, RasaPercaya Diri, Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012. Isjoni. 2009. Pembelajaraan Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Ghufron dan Rini, S. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta : Ar-ruzz Media. Santrock. 2003. Adolescence. Jakarta : Erlangga. Slavin, E Robert. 2009. Cooperative Learning teori, riset, dan praktik. Bandung : Nusa Media. Slavin. 2009. Langkah-langkah Model Pembelajaran Koopeatif Tipe TAI. http:p4tkmatematika.orgdownloadspppPPP_Pembelajaran_Kooperatif.pdf. Diakses 29 Oktober 2013. Sony Irianto dan Ahmad. 2009. Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. I, No. 2 “Pengembangan Perangkat Penilaian Konsep Dasar Matematika SD Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ”. diambil dari http:jurnal.ump.ac.id_berkasjurnal14.pdf. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013. Stahl. 1994. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif. http:choiroe.blogspot.com20100 4model- pembelajaran-tai.html.Diakses 29 Oktober 2013. TIMSS. 2007. International Mathematics Report: findings from IEA’s Trend in International Mathematics and Sience study the Fourth and Eight Grades. Boston:TIMSS and PIRLS International Mathematics Study Center.